Percobaan
IV
Tembaga
(II) Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetraamin Sulfat Berhidrat
I.
Tujuan
Mempelajari
pembuatan tembaga (II) ammonium sulfat berhidrat dan tembaga (II) tetraamin
sulfat berhidrat.
II.
Dasar Teori
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam
yang paling ringan dan apaling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi
secara spontan dalam keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti senyawa
larutan Cu (I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu
(i) dan Cu (II) terbentuk, yaitu membuat (Cu+) cukup banyak pada
larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab
konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+).
Dispropordionasi ini akan menjadi sempurna. Dilain pihak jika Cu+ dijaga
sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap).
Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci,
1987:350).
Tembaga (Cu) adalah logam merah muda
yang lunak, dapat ditempa dan liat. Tembaga melebur pada 1038oC,
karena potensial elektroda standarnya positif (+ 0,34 V untuk pasangan Cu / Cu2+),
tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan
adanya oksigen ia dapat larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8 M)
dengan mudah melarutkan tembaga (Svehla, 1990:229).
Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +1 dan +2, namumn hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam
larutanya. Dalam air, hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru oleh karena
warna ion kompleks koordinasi enam [Cu(H2O)6]2+.
Reaksi ion Cu2+ dengan OH- pada berbagai konsentrasi
bergantung pada metodenya. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan tembaga
(II) sulfat (0,1 – 0,5 M) secara bertetes denga kecepatan ~ 1 mL/menit
menyebabakan terjadinya endapan gelatin biru muda dari garam tembaga (II)
hidroksida sulfat, bukan endapan Cu(OH)2 (Sugiarto, 2003:569).
Senyawa tembaga bersifat diamagnetik.
Tembaga sulit teroksidasi superfisial dalam udara kadang menghasilkan lapisan
warna hijau hidroksida karbonat dan hidrokso sulfat dan SO2, di
atmosfer tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan asam sulfat dengan adanya
oksigen. Kestabilan relatif kepro dan kopri diartikan dengan potensial Cu*=
0,52 V dan Cu+ = 0,153 V. Kestabilan rrelatif tergantung pada
suulfat anion dan ligan yang cukup beragam dengan pelarut/sifat fisik atom
tetangganya dalam kristal. Pelarutan tembaga hidroksida karbonat dan sebagainya
dalam asam yang dihasilkan akuo hijau kebiruan yang ditulis [Cu(H2O)6]2+.
Diantara berbagai kristal hidratnya adalah sulfat biru CuSO4.5H2O
yang paling lazim. CuSO4.5H2O dapat dihidarasi menjadi
zat anhidrat yang berwarna putih. Penambahan ligan menyebabkan kompleks dengan
pertukaran molekul air secara berurutan (Syukri, 1999:321).
III.
Alat dan Bahan
a.
Alat :
1.
Gelas
piala 250 ml
2.
Gelas
ukur
3.
Corong
4.
Corong
Buncher
5.
Batang
pengaduk
6.
Kaca
arloji
b.
Bahan :
1.
CuSO4.5H2O
2.
NH4OH
15 N
3.
Eter
4.
(NH4)2SO4
5.
Alkohol
95%
6.
Aquadest
IV.
Cara Kerja :
1.
Tembaga
(II) Ammonium Sulfat Hidrat
2.
Tembaga
(II) Tetraamin Sulfat Berhidrat
V.
Hasil Pengamatan
1.
Pembuatan
Tembaga (II) Ammonium Sulfat Hidrat
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Ditimbang
CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4
|
massa
CuSO4.5H2O = 5 gram; kristal berwarna biru muda
massa (NH4)2SO4
= 5 gram; kristal berwarna hijau muda
|
2.
|
Dilarutkan
dalam 12 ml air panas
|
|
3.
|
Kristal
disaring, dikeringkan dan ditimbang
|
warna
kristal yang terbentuk = biru muda.
massa kristal
yang terbentuk = 7,29 gram
|
2.
Pembuatan
Tembaga (II) Tetraamin Sulfat Hidrat
No.
|
Langkah Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Ditimbang
CuSO4.5H2O
|
massa CuSO4.5H2O = 6,25 gram
|
2.
|
Dilarutkan
dalam H2O
|
warna campuran
= biru tua
|
3.
|
Ditambahkan
NH4OH, kemudian ditambahakan sedikit demi sedikit alkohol
|
warnna larutan
dan endapan = biru tua
|
4.
|
Endapan
disaring, dicuci dengan larutan NH4OH dan alkohol
|
warna endapan
yang disaring = biru tua
|
5.
|
Endapan
yang kering ditimbang
|
massa endapan
+ kertas saring = 7,130 gram
|
VI.
Perhitungan
1. Pembuatan
Tembaga (II) ammonium sulfat hidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui :
M CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 7,29 gram
Massa CuSO4.5H2O
= Massa (NH4)2SO4 =
5 gram
BM CuSO4.5H2O
= 249,54 g/mol
BM (NH4)2SO4
= 132 g/mol
BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 399,54
g/mol
Ditanya :
% rendemen...?
Penyelesaian
:
Mol CuSO4.5H2O = 5 g/ 249,54 g/mol =
0,02 mol
Mol (NH4)2SO4 = 5 g/ 132 g/mol =
0,03 mol
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 → CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
m : 0,02
mol 0,03
mol -
r : 0,02
mol 0,02
mol 0,02
mol
s : -
0,01
mol
0,02 mol
massaCuSO4(NH4)2SO4.6H2O = molCuSO4(NH4)2SO4.6H2O x BMCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
= 0,02 mol x 399,54 g/mol
= 7,99 gram
%
rendemen = (7,29 gram / 7,99
gram) x 100 % = 91,24 %
2. Pembuatan
Tembaga (II) tetra amin sulfat hidrat Cu(NH3)4SO4.6H2O
Diketahui :
Massa Cu(NH3)4SO4.6H2O = 7,13 gram
massa
CuSO4.5H2O = 6,25 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,54 g/mol
BM Cu(NH3)4SO4.6H2O = 321,54 g/mol
Ditanya :
% rendemen...?
Penyelesaian :
Mol CuSO4.5H2O = 6,25 g / 249,54 g/mol = 0,025 mol
Mol Cu(NH3)4SO4.6H2O = 6,25
g / 321,54 g/mol = 0,015 mol
CuSO4.5 H2O + 4NH3 → Cu(NH3)4SO4.6H2O
m : 0,025
mol 0,015
mol -
r : 0,025
mol 0,1
mol 0,025
mol
s : - 0,05
mol 0,025
mol
MassaCu(NH3)4SO4.6H2O
= molCu(NH3)4SO4.6H2O x BMCu(NH3)4SO4.6H2O
= 0,025 mol x
321,54 g/mol
= 8,038 gram
% rendemen = (7,13 gram / 8,038 gram) x 100 % = 88,70 %
VII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pecobaan tentang Tembaga (II)
Ammonium Berhidrat dan Tembaga (II) Tetra Amin Sulfat Berhidrat. Adapun tujuan
percobaan ini yaitu untuk mempelajari pembuatan senyawa tersebut. Pada
percobaan ini pertama praktikan membuat garam tembaga (II) ammonium
sulfat berhidrat. Pada proses pembuatan garam ini, awalnya praktikan
mencampurkan serbuk CuSO4.5H2O
yang
berwarna biru muda dan (NH4)2SO4 yang
berwarna hijau muda dalam air panas. Air
mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk
membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya tersebut maka digunakannya pelarut air
karena baik CuSO4.5H2O maupun (NH4)2SO4 yang bereaksi dapat larut dalam air dan tetap berupa satu spesies ion. Hasil
campuran ini membentuk larutan berwarna hijau kekuningan. Warna hijau kekuningan tersebut terjadi sebagai
akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen), berdasarkan literatur warna
endapan yang terbentuk adalah warna biru yang homogen, pewarnaan biru disini
merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen
pembentuk garam rangkap tersebut. Larutan
segera ditutupi dengan kaca arloji sehingga dapat mencegah menguapnya beberapa
ion yang diinginkan untuk dapat membentuk kristal monoklin sempurna. Pada
percobaan ini didapatkan garam rangkap
kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin seberat 7,29 gram, dengan
persen hasil (% rendemen) sebesar 91,24%. Reaksi yang terjadi dalam pembuatan
garam ini yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 →
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Berikutnya praktikan melakukan
pembuatan garam tembaga (II) tetra amin sulfat
berhidrat. Praktikan melarutkan serbuk CuSO4.5H2O yang
berwarna biru dengan menggunakan larutan NH3 pekat yang telah
diencerkan dengan aquades, berupa larutan bening. Pencampuran ini dilakukan
dalam lemari asam, karena akibat dari pencampuran ini menghasilkan gas yang
berbau menyengat yang berasal dari larutan amonia pekat yang digunakan. Dari hasil campuran ini, terbentuk larutan
yang berwarna biru tua. Selanjutnya ke dalam campuran biru tua tersebut
ditambahkan alkohol 95 % sedikit demi sedikit, hal ini bertujuan untuk
mengurangi energi solvasi ion-ion sehingga pembentukan kristal dapat terjadi
lebih sempurna. Praktikan menggunakan alkohol, karena alkohol merupakan pelarut
yang baik untuk senyawa ionik, dimana alkohol sendiri memiliki tetapan
dielektrik yang rendah. Setelah penambahan ini, campuran didiamkan. Endapan
biru tua yang terbentuk kemudian disaring, lalu dicuci dengan campuran amonia
pekat dan alkohol, kemudian dengan larutan alkohol. Pencucian dilakukan untuk memurnikan endapan kristal yang terbentuk dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang mungkin saja terdapat
dalam garam yang terbentuk pada saat dilakukan penyaringan sebagian kristal
tersebut ikut terbawa bersama filtrat. Terakhir endapan kristal dikeringkan,
kemudian ditimbang. Praktikan memperoleh berat endapan kristal yang terbentuk
sebanyak 7,13 gram, dengan persen hasil (% rendemen) sebesar 88,70 %. Reaksi
yang terjadi pada saat pembentukan garam kompleks ini adalah:
CuSO4.5H2O+
4NH3 → Cu(NH3)4SO4.5H2O
VIII.
Kesimpulan
1.
Massa kristal CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
adalah 7,29 gram.
2.
% rendemen CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
adalah 91,24%
3.
Massa kristal Cu(NH3)4SO4.6H2O
adalah 7,13 gram, kristal berwarna biru tua.
4.
% rendeman Cu(NH3)4SO4.6H2O
adalah 88,70%
IX.
Daftar
Pustaka
Cotton. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI- Press.
Day & Underwood. 1999. Analisis
Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.Jakarta :
Erlangga.
Harjadi. 1993. Ilmu
Kimia Analitik Dasar.Jakarta : PT. Gramedia.
Lampiran
Pertanyaan
!
1.
Apa tujuan pencucian
dengan menggunakan eter?
2.
Apa jenis garam yang dihasilkan
dari percobaan ini?
3.
Bedakan antara
garam-garam kompleks dengan garam sederhana?
Jawab :
1.
Eter digunakan bertujuan untuk dapat melarutkan senyawa/molekul-molekul pengotor agar didapat kristal garam
kompleks berhidrat yang murni.
2.
Garam yang dihasilkan merupakan garam kompleks. Dimana Tembaga (II) Amonium Sulfat Berhidrat merupakan ligan yang
mengikat pada atom pusat H2O.
3.
Garam sederhana adalah garam yang tersusun dan ion positip logam (termasuk
NH4) dengan ion sisa asam.
Contohnya: NaCI, K2SO4 dan FeCl3
Garam kompleks adalah garam yang melibatkan unsur
transisi / gd B. kompleks ini tersusun atas atom pusat (logam transisi) yang
dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral Anion atau molekul netral
yang mengelilingi atom pusat itu disebut ligan.
Contohnya : K4[Fe(CN)6] dengan
nama kalium heksa siano ferat (II).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar